Strategi


Menurut Central Connecticut State University (2016), Indonesia adalah negara dengan tingkat melek huruf terendah kedua dari 61 negara di dunia. UNESCO di tahun yang sama menyebut dalam studinya bahwa sebanyak 99,67% dan 95,22% orang dewasa yang melek huruf di Indonesia, nyatanya tidak mampu membaca surat dan kalimat secara memadai. Kebiasaan membaca tidak diinternalisasi dengan baik oleh masyarakat kita meskipun tingkat buta huruf rendah. Salah satu penyebabnya adalah sistem pendidikan kita yang tidak sepenuhnya mendukung siswa untuk meningkatkan kemampuan literasinya dengan membaca, menggali kadar keingintahuannya, dan memperluas cakrawala pikirannya.

Disamping itu, World Most Literate Nations (WMLN) mendefinisikan kemampuan literasi masyarakat tidak hanya pada kemampuan membaca, tetapi juga perilaku literasi masyarakat dan sumber daya pendukungnya. WMLN membuat perangkingan atas kesehatan literasi sebuah negara dengan menggunakan lima indikator, yaitu : keberadaan perpustakaan, surat kabar, input dan output pendidikan, dan ketersediaan komputer. Pendekatan multidimensi literasi ini juga mencakup kapasitas sosial, ekonomi, dan pemerintahan negara-negara di seluruh dunia. Memprediksi dan mengeksplorasi beban dan tantangan literasi masyarakat dan bagaimana cara beralih dari kemampuan literasi rendah ke yang lebih baik menarik untuk dibongkar. Indonesia oleh banyak negara lain diakui sebagai salah satu negara terbesar di dunia, dan setelah era reformasi telah melakukan banyak reformasi positif, ujicoba, juga menghasilkan praktik terbaik untuk pembelajaran global. Mengintervensi kemampuan literasi Indonesia adalah penting.

MONEV Studio berusaha untuk bereksperimen dan membawa ide tersebut dalam ke konteks pembangunan dengan mengenalkan jargon pembangunan berkelanjutan dan mengenalkan bagaimana cara mengkritisi hingga mengevaluasinya bagi masyarakat di Indonesia secara massif. Selain Indonesia, MONEV Studio juga bertekad untuk membawa platform tersebut hingga ke jaringan Global South-nya di mana banyak negara menghadapi masalah serupa.

MONEV Studio akan memulai kegiatan pendahuluan dengan meninjau secara singkat mengapa literasi pembangunan sangat penting di Indonesia saat ini dan mengapa konsep literasi perlu diperluas hingga mencakup pada aspek kompetensi mengenali isu-isu publik dan hak asasi manusia, konsepsi pembangunan utama, mengapa inklusi sosial penting, apa elemen penting dari manajemen kebijakan publik, cara kerjanya, dan bagaimana memantau kemajuan pembangunan, mengevaluasi dampaknya untuk kesejahteraan masyarakat, dan saluran apa yang bisa dipakai untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, dll. Kemudian sebagai kontribusi bagi upaya pembentukan masyarakat sipil yang kritis dan konstruktif,

MONEV Studio juga akan mengenalkan secara massif dan menawarkan kepada publik perihal keterampilan berpikir kritis tentang kinerja pembangunan dan hasil-hasilnya.